BAB 1
PENDAHUHUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum iklim merupakan hasil
interaksi proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-parameternya seperti
suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu
tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan
untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata
parameter-parameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul
setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi
di atmosfer bumi.
Kompleksitas proses fisik dan
dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi
matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini
menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata,
sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem
peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi
atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut
dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada
kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas
dan distribusinya.
Secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi, disebut gas rumah kaca, sehingga sinar
tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca
karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat
menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Apabila peristiwa tersebut berlangsung
terus-menerus, maka dikhawatirkan kehidupan mahluk hidup di muka bumi menjadi
terancam.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa
rumusan masalah, yakni sebagai berikut:
1. Apakah yang
dimaksud dengan efek rumah kaca?
2. Apakah yang
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?
3. Bagaimana
akibat dari efek rumah kaca?
4. Bgaimana penanggulangan
terhadap efek rumah kaca?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
1.
Pengertian efek rumah kaca
2.
Penyebab efek rumah kaca
3.
Akibat dari efek rumah kaca
4.
Cara menanggulangi efek rumah kaca
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah mengenai Efek Rumah Kaca ini
diaharapkan dapat memberikan manfaat terhadap:
1) Memberikan
informasi mengenai efek rumah kaca, baik penyebab maupun akibatnya.
2) Memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih rinci kepada penulis dan pembaca upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.
1.5
Metode Penulisan
Metode yang
digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu
penulis mengumpulkan berbagai sumber referensi yang relevan dengan materi yang
disajikan dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dari Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan atmosfer
yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke
segala arah. Mekanisme ini pada dasarnya
berbeda dari yang rumah kaca sebenarnya, yang bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam
struktur tersebut sehingga panas yang tidak hilang oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, dan pertama
kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit)
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. (Wikipedia, 2011).
Gambar 1. Efek rumah kaca
Sumber : http://ulincool.wordpress.com/
Segala sumber energi yang terdapat di
Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan
Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi.
Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya
efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu
jauh berbeda.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula,
jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas
tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2.2
Penyebab Efek Rumah Kaca
Pola iklim
global bumi sebagian besar dipengaruhi oleh energi matahari yang masuk dan
pergerakan planet di ruang angkasa. Sekitar separuh energi matahari mencapai
lapisan teratas atmosfer diserap sebelum mencapai bumi. Cahaya dengan panjang
gelombang tertentu (yang meliputi gelombang ultraviolet) lebih mudah diserap
oleh molekul oksigen dan ozon dibandingkan dengan panjang gelombang lainnya.
Banyak energy yang menumbuk bumi dengan sendirinya diserap oleh molekul tanah,
air, dan organisme. Kemudian sebagian di antaranya dipantulkan kembali ke
atmosfer. Pengaruh pemanasan matahari pada atmosfer, tanah, dan air membentuk
variasi suhu, siklus pergerakan udara, dan penguapan air yang bertanggung jawab
atas variasi iklim yang sangat damatis pada daerah-daerah dengan lintang yang
berbeda (Campbell, 2006).
Efek rumah
kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon
dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu
bara dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca.
Gas rumah kaca
adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di
lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul
dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan
manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida);
dan pembakaran material organik (seperti
tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang
karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen
ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Selain gas
CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca (Wikipedia, 2011).
Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang berperan
dalam efek rumah kaca dengan persentase kontribusi mereka terhadap
efek rumah kaca;
1.
Uap Air (36-70%)
Uap air adalah gas rumah kaca yang
timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek
rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas
manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada
skala lokal.
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah
kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap
air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya
konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang
mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah
uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik
ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan
balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas
rumah kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga
berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
2.
Karbondioksida (9-26%)
Manusia telah meningkatkan jumlah
karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan,
menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap
karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya
maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam
lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang
melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk
menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu
juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida
telah mencapai 383 ppm, pada gambar 3 (peningkatan 36 persen). Jika prediksi
saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540
hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa
konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
3.
Metana
(4-9%)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh
hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi
industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat
satu setengah kali lipat.
4.
Nitrogen
Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator
panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar
fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali
lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen
bila dibandingkan masa pre-industri.
5.
Gas
lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan
dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari
peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur
berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang
selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi ultraviolet). Komsumsi CFC tertinggi terdapat
pada Negara-negara maju. Amerika Serikat mengkomsumsi hampir sepertiga komsumsi
CFC dunia.
Gambar
4: gas rumah kaca dan persentase kontribusinya
Para ilmuan telah lama
mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan
mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer.
Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer
meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer
tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca
yang telah dikenal sebelumnya.
Negara-negara maju adalah penghasil
emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Menurut data dari PBB, urutan beberapa
negara penghasil emisi karbondioksida per kepala per tahun sebagai berikut:
- Amerika Serikat 20 ton - China 3 ton
-
Kanada dan Australia 18 ton -
India 1 ton
- Jepang dan Jerman 10 ton
Gas
rumah kaca berasal dari berbagai sumber. Dari gambar 5, terlihat banyaknya
sumbangan gas rumah kaca dari berbagai sector. Sumbangan terbesar berasal dari
sumber energy (Soemarwoto, 1992).
2.3
Akibat dari Efek Rumah Kaca
Menurut perhitungan simulasi, efek
rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara
1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi
meningkat (Wikipedia, 2011).
Efek rumah kaca yang berlebih
mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi. Sehingga terjadi
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air
laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air
laut sehingga air laut mengembang
dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang
sangat besar.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es
di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di
laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan
iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah
hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan
belahan bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan,
karena kenaikan suhu dan turunnya
kelembaban.
Selanjutnya
perubahan iklim akan berdampak pada segala sector. Meliputi:
1. Ketahanan
Pangan Terancam
Produksi
pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang
kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu
penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak
10%.
2. Dampak
Lingkungan
Banyak jenis
makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan pada
kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan
kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu
tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat
menjadi punah di enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari
mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
Terutama yang termasuk kedalam kelompok
stenotermal yang memiliki daya toleransi atau kisaran suhu yang sempit. Berbeda
dengan hewan eurytermal yang memiliki kisaran toleransi suhu yang luas (Swasta,
2003).
Terumbu karang memiliki
peranan penting bagi keanekaragaman organisme laut. Masalah secara global
terjadi akibat semakin meningkatnya kandungan karbon dioksida dan efek rumah
kaca pada atmosfer dan mendorong naiknya suhu permukaan laut (yang diduga juga menyebabkan
pemutihan dan kematian karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut.
Air laut yang semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang sehingga
menurunkan kemampuan karang untuk membangun kerangka. Jika terumbu karang tidak
dapat beradaptasi maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu karang dan
struktur geologi terumbu karang serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan
mempengaruhi masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem terumbu karang.
3. Risiko
Kesehatan
Cuaca yang
ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan penyakit
lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan curah hujan
akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun.
Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat
di negara tropis seperti Indonesia.
4. Air
Ketersediaan air
berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropik kering.
Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.
5. Ekonomi
Kehilangan lahan
produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana, dan risiko
kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana
menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan
iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus
berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi
terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan
bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk
mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan
iklim.
Belum ada data komprehensif mengenai dampak
perubahan iklim di Indonesia. Namun beberapa data menunjukkan bahwa:
1. Suhu
rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.
2. Musim
hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif
sehingga meningkatkan risiko banjir. Pada 2080 diperkirakan sebagian Sumatera
dan Kalimantan menjadi 10-30% lebih basah pada musim hujan; sedangkan Jawa dan
Bali 15% lebih kering.
3. Variasi
musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan,
terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (CIFOR, 2004)
4. Perubahan
pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada sektor
pertanian dan ketahanan pangan. Perubahan iklim akan menurunkan kesuburan tanah
sekitar 2% sampai dengan 8%, diperkirakan akan mengurangi panen padi sekitar 4%
per tahun, kacang kedelai sekitar 10%, dan jagung sekitar 50%.
5. Kenaikan
permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai contoh
air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari
kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta
dan Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret 2007).
6. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik
abrasi dari panjang panti sekitar 430 km. Laju kerusakan pantai di Bali
diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke daratan 50-100 meter per tahun
(Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah potensi dampak dari perubahan
iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6 meter pada 2030, sehingga
Kuta dan Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal ini mengancam
keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan dan
keindahan pantai dan laut di Bali. Daerah yang lebih ‘aman’ adalah pantai
berkarang yang bersifat terjal, seperti Uluwatu dan Nusa Penida serta daerah
perbukitan dan pegunungan yang saat ini mempunyai ketinggian di atas 50 meter.
Gambar 9.
Perubahan Garis Pantai Bali Tahun 2000-2050
Sumber: Jhamtani,
hira. bali.climatechange@gmail.com
7. Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko kehilangan
banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan
permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada pengungsi
dalam negeri.
8. Dampak
kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan perikanan yang pada
akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani dan
nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait dengan hal itu akan
mengurangi pendapatan negara dan masyarakat dari sektor pariwisata. Sementara
itu, negara harus menaikkan anggaran untuk menanggulangi bencana yang
meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan menyediakan sarana bagi pengungsi
yang meningkat akibat bencana. Industri di kawasan pesisir juga kemungkinan
besar akan menghadapi dampak ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya
ini akan meningkatkan beban anggaran pembangunan nasional dan daerah.
2.4
Penanggulangan Efek Rumah Kaca
Terdapat dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca.
1.
Pencegahan
Mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain. Salah satu sumber penyumbang karbondioksida
adalah pembakaran bahan bakar fosil (BBM,
batubara). Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batu bara menjadi sumber energi
dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19.
Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber
energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara.
2.
Penanganan
Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan
menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat
perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak
area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat
dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan . Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah
tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norowegia, di mana
karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Selain itu
dalam perjanjian internasional, terlihat pula usaha-usaha berbagai Negara untuk
mengurangi emosi gas rumah kaca, yakni pada Kyoto
Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto). Protokol
Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini
berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca (metan, nitrous oxide, sulfur
heksafluorida, HFC, dan PFC), atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau
menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Hingga 3 Desember 2007, 174 negara
telah meratifikasi protokol tersebut, termasuk Kanada, Tiongkok, India, Jepang,
Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggota Uni Eropa, serta Rumania dan
Bulgaria. Namun masih terdapat Negara yang tidak menandatangani perjanjian ini,
yakni Amerika Serikat. Jika berhasil diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi
akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada
tahun 2050. Nature, Oktober 2003 dalam Wikipedia,
2011.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasa diatas, maka dapat dibuat beberapa simpulan,
yakni sebagai berikut
1. Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana
radiasi termal dari permukaan atmosfer yang diserap oleh gas
rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah. Efek
rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Akan tetapi sebaliknya,
apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.
2. Gas rumah kaca adalah
gas-gas yang ada di atmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca.
Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat
juga timbul akibat aktivitas manusia.
3. Efek rumah kaca akan mengakibatkan
terjadinya pemanasan global (global warming). Hal tersebut akan menciptakan
perubahan yang sangat besar terhadap cuaca, iklim, serta kondisi abiotik
lainnya di permukaan bumi. Sehingga organismepun terganggu kelangsungan
hidupnya.
4. Ada dua pendekatan utama
untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah
karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
3.2 Saran
Dari
pembahasan diatas telah dipaparkan mengenai efek rumah kaca. Dampak yang
ditimbulakan dari efek rumah kaca sangatlah besar bagi kelangsungan hidup semua
mahluk. Untuk itu penulis menyampaikan beberapa saran kepada pembaca, yakni
sebagai berikut;
1. Menghemat penggunaan energy,
misalnya saja listrik dan bahan bakar fosil, atau menggunakannya dangan
seefisien mungkin
2. Melakukan penanaman pohon dan
mengurangi penebangan pohon.
Daftar Pustaka
Campbell, Reece & Mitchell. 2006. Biologi Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Dicki, Zhein.
2010. Sepertiga Jenis Karang Terancam
Punah. http://ziezarian.com/2010/10/sepertiga-jenis-karang-terancam-punah.html
Jhamtani ,Hira dan Lisa, K. 2007. Ketika Selimut Bumi Makin Tebal Masa Depan
Umat Manusia Terancam. Bali. bali.climatechange@gmail.com
Kristanti,
Elin Yunita. 2010. Bumi Makin Panas, itu
Salah Manusia. Viva News. http://dunia.vivanews.com /news/read/ 1547
95-jika_bumi_makin_panas__itu_salah_manusia
Silvitiani, Kaulina. 2009. Perubahan Iklim Akibat Cloro Floro Carbon (CFC). http://ulincool.wordpress.com/
Soemarwoto, Otto. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Swasta, IBJ. 2003. Diktat
Ekologi Hewan. Singaraja: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas PMIPA IKIP N Singaraja.
Wikipedia.
2011. Gas Rumah Kaca. http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca
Wikipedia.
2011. Efek Rumah Kaca. http://id.wikipedia.org/wiki/efek_rumah_kaca
Wikipedia.
2011. Protokol Kyoto. http://id.wikipedia.org/wiki/protokol_kyoto
2 komentar:
BAGI TEMAN-TEMAN YANG SELALU KALAH DALAM PERMAINAN TOGEL DAN INGIN MERASAKAN YANG NAMANYA KEMENANGAN SILAHKAN HUBUNGI MBAH SARTO DI 082=378=607=111 JANGAN ANDA RAGU UNTUK MENCOBA DULU DAN YANG PENTING KITA BERANI MELANGKAH KARNA KITA CUMA MANUSIA BIASA YANG HANYA MAMPU BERUSAHA DAN BERDOA,INGAT SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN MENDAPATKANNYA DAN ALLAH TIDAK MERUBAH NASIB KITA KALAU BUKAN KITA SENDIRI YANG MERUBAHNYA…KALAU KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN NIAT KITA BAIK INSYA ALLAH OTOMATIS HASILNYA KITA AKAN RASAKAN SENDIRI,KARNA SAYA SENDIRI SUDAH MERASAKANNYA DAN SUDAH MELIHAT BUKTINYA KALAU ANKA DARI HASIL RITUAL DARI MBAH SARTO BISA MEMBAWA SAYA JAUH LEBIH SUKSES DARI SEBELUMNYA DAN SILAHKAN ANDA MEMBUKTIKAN SENDIRI.
BAGI TEMAN-TEMAN YANG SELALU KALAH DALAM PERMAINAN TOGEL DAN INGIN MERASAKAN YANG NAMANYA KEMENANGAN SILAHKAN HUBUNGI MBAH SARTO DI 082=378=607=111 JANGAN ANDA RAGU UNTUK MENCOBA DULU DAN YANG PENTING KITA BERANI MELANGKAH KARNA KITA CUMA MANUSIA BIASA YANG HANYA MAMPU BERUSAHA DAN BERDOA,INGAT SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN MENDAPATKANNYA DAN ALLAH TIDAK MERUBAH NASIB KITA KALAU BUKAN KITA SENDIRI YANG MERUBAHNYA…KALAU KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN NIAT KITA BAIK INSYA ALLAH OTOMATIS HASILNYA KITA AKAN RASAKAN SENDIRI,KARNA SAYA SENDIRI SUDAH MERASAKANNYA DAN SUDAH MELIHAT BUKTINYA KALAU ANKA DARI HASIL RITUAL DARI MBAH SARTO BISA MEMBAWA SAYA JAUH LEBIH SUKSES DARI SEBELUMNYA DAN SILAHKAN ANDA MEMBUKTIKAN SENDIRI.
DOWNLOAD XXX NURS AND DOCTOR MOST SEXIEST PC GAME EVER HENTAI SEX GAME FOR ADULTS 18+ CLICK HERE TO DOWNLOAD
DOWNLOAD SEDUCE ME SEX ADULT PC GAME 18+ CLICK HERE TO DOWNLOAD
Posting Komentar